Kamis, 05 Mei 2011

Ketahanan Pangan adalah Juga Ketahanan Politik

Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum menegaskan Partai Demokrat memiliki komitmen yang sangat besar dalam memajukan sektor pertanian, Kalau sektor pertanian ini sukses, maka itu berar-tai 40 persen persoalan bangsa ini selesai.
"Jumlah petani kita saat ini ada sekitar 40 persen dari jumlah total penduduk Indonesia. Kalau kebutuhan petani terpenuhi dan kehidupan mere-ka sejahtera, maka berarti 40 persen masalah Indonesia selesai," kata Anas Urbaningrum dalam acara panen raya di Desa Kepu, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (16/3).
"Kami hadir dengan semangat, motivasi dan komitmen yang sungguh-sungguh bahwa pertanian sungguh sektor yang sangat penting. Pertanian menjadi bagian bagi Indonesia sekarang dan masa datang," kata dia
Pemerintahan saat ini tam-bahnya sudah berupaya keras dan masyarakat bisa menikmati hasilnya meskipun masih harus diikhtiarkan menjadi lebih baik lagi. Sambil menyindir Anas pun mengatakan bahwa, berkoalisi dengan petani jauh lebih baik karena petani itu jujur.
"Saya sudah sampaikan kepada jajaran PD, komitmen bisa disederhanakan menjadi satu kalimat, yaitu PD bersatu dengan petani untuk menyelesaikan sebagian dari persoaan di Indonesia," kata Anas didampingi
Sekjen PD Edy Baskoro Yudhoyono, Ketua F-PD DPR Jafar Hafsyah, Sekretaris F-PD Saan Mustafa, Ketua Departemen pertanian PD Harman Khaeron bersama pimpinan dan pengurus wilayah PD di Provinsi Jabar dan Kabupaten Cirebon. Hadir juga Wakil Gubernur Jabar, Dede Yusuf.
Persoalan ketahanan pangan jelas Anas adalah isu serius dan merupakan isu internasional. Ketahanan pangan tambahnya sangat berpengaruh pada kestabilan dan keamanan satu bangsa. Tidak ada bangsa di dunia yang bisa stabil kondisi politik dan keamanannya jika tidak didukung oleh ketahanan pangan.
"Ketidak-berhasilan suatu negara dalam mempertahankan ketahanan pangan berarti itu suatu bahaya bagi stabilitas politik, negara, keamanan-an dan masa depan demokra si Tidak ada negara yang baik jika tidak memiliki ketahanan pangan yang baik," tegas Anas.
Untuk mencapai itu, kata anas, PD akan memberikan perhatian yang makin fokus terhadap kebijakan-kebijakan yang bermakna advokatif. Persoalan para petani menurut Anas sebenarnya sederhana dan nyata seperti kebutuhan infrastruktur yang makin baik, yaitu irigasi, ketersediaan pupuk dalam jumlah yang memadai dan harga terjangkau. Petani juga butuh kebijakan harga yang makin baik da lainnya.UU sudah cukup, tinggal im-plementasi saja yang harus makin baik dilapangan dan juga tero-bosan-terobosan seperti pengembangan pupuk organik, pembukaan lahan baru karena di Jawa lahan pertanian dalam setahun berkurang sekitar 100 ribu ha, karena pertambahan penduduk. Jika tidak ada pembukaan lahan baru, kedepan tentunya akan merepotkan. Pengawasan oleh aparat hukum terhadap penyaluran pupuk bersubsidi juga harus ditegakkan," tegas dia.
Selain itu dia menyebutkan perlunya diversifikasi pangan. Saat ini tambahnya, Indonesia adalah konsumen beras terbesar di dunia. Jika dihitung perkapita, konsumsi beras Indonesia saat ini 139 kg per orang pertahun, padahal rata-rata dunia hanya mengkonsumsi 60 kg perorang pertahun. Jadi menurut Anas, meski produksi terus meningkat setiap tahun, namun konsumsi juga meningkat akibat pertambahan jumlah penduduk.
"Oleh karena itu jika hal ini terus menerus terjadi dan kita tidak bisa menurunkan konsumsi maka ketahanan pangan akan terus terancam. Untuk itu diperlukan diversifikasi pangan karena ketahanan pangan bukan hanya ketahanan beras, namun juga jagung, ketela dan lainnya sehingga pilar ketahanan pangan bukan hanya beras tapi juga yang lain. Kader PD akan memulai langkah tersebut dengan mengurangi makan nasi dalam kesehariannya," katanya lagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar