Kamis, 05 Mei 2011

Amankah Serat Instant?

Sejak kecil kita selalu disarankan mengonsumsi sayur dan buah-buahan bersamaan dengan makan berat. Sayur dan buah memang mengandung zat gizi yang penting untuk kesehatan. Bukan hanya zat gizi, sayur dan buah juga mengandung zat non-gizi yang penting, yakni serat.
Manfaat serat
Serat terdapat dalam sayur-sayuran dan buah-buahan, dan sangat bermanfaat buat tubuh. Meski tidak diserap tubuh, serat berguna melancarkan pembuangan kotoran dari dalam tubuh. Walau pola makan sudah beralih menjadi makanan kaya kolesterpl ketimbang kaya serat, serat tetap dibutuhkan tubuh.
Berdasarkan larut tidaknya dalam air, ada dua macam serat. Pertama, serat tidak larut dalam air, misalnya selulosa serta lignin yang menjadi bagian dari dinding sel pangan nabati. Jenis serat semacam ini banyak ditemukan pada bekatul, kacang-kacangan, kulit buah dan sayuran. Sedangkan serat larut dalam air misalnya, pectin dan gum yaitu bagian dalam dari sel pangan nabati. Serat ini banyak terdapat pada buah, sayur dan psyllium.
Tubuh membutuhkan serat untuk menjaga fungsi normal dari saluran pencernaam. Serat juga diperlukan untuk memperlancar buang air besar, metabolisme lemak, baik kolesterol dan trigliserida, serta kadar gula darah. Ini terbukti melali serangkaian penelitian.
Kurangi risiko penyakit degeneratifMengonsumsi serat pangan juga menurunkan penyakit degeneratif. Banyak penelitian menunjukkan perbandingan antara vegetarian dan pemakan daging. Umumnya risiko vegetarian menderita penyakit degeneratif seperti jantung koroner dan beberapa jenis kanker lebih rendah ketimbang pemakan daging. Umur vegetarian ini juga relatif lebih panjang.
Kini banyak profesi perhimpunan kedokteran dan kesehatan telah memberikan rekomendasi serat pangan sebagai salah satu komponen pelindung terhadap penyakit degeneratif. Meknisme perlindungan terhadap penyakit degeneratif dan faktor-faktor risikonya ada beberapa cara. Antara lain melalui pengaturan keseimbangan energi, penurunan indeks kadar gula makanan, pengaturan penyerapan dan metabolisme lemak, pengaturan bakteri usus dan volume tinja.
Karena itu konsumsi serat makanan dalam porsi cukup tidak boleh diabaikan, yaitu sekitar 20-25 gram/orang/hari. Bahkan harus merupakan bagian terpadu dari pola makan dan pola hidup sehat secara keseluruhan Anda.
Serat di bawah standar
Guna memenuhi rata-rata konsumsi energi yang dianjurkan bagi penduduk Indonesia yaitu 2.100 kkal per hari, diperlukan serat sekitar 25 gram/orang/hari. Ini sama dengan mengonsumsi berkarung-karung sayuran. Jadi tak heran bila rata-rata konsumsi serat penduduk Indonesia saat ini masih jauh di bawah 50 persen dari kebutuhan.
Sementara pasokan serat terhadap tubuh tidak sama dari setiap jenis bahan makanan. Beras menyumbang 2,1 gram serat, jagung hanya 1,1 gram dari kacang-kacangan, misalnya kacang panjang, tempe, tahu, kacang hijau, dan kacang merah.
Sedangkan sayur mayur hanya mensuplai 1,2 gram serat, antara lain kangkung, wortel, terong, kol, bayam, buncis, nangka muda, pepaya muda dan daun singkong. Buah-buahan menyumbang serat sekitar 0,9 gram seperti dari pisang, pepaya dan jeruk.
Makanan yang mengandung serat dapat disantap dalam keadaan mentah atau segar. Adapula harus dimasak terlebih dahulu agar serat pangan tersebut dapat memperbaiki daya cerna dan lebih lezat untuk dinikmati, karena selain cita rasanya lebih enak, warna serta teksturnya juga lebih mengundang selera.
Serat Instan
Tak semua orang punya waktu mencari pangan mengandung serat. Untuk mengatasi hal itulah muncul serat pangan instan. Kita tak perlu lagi mengunyah sayur berpiring-piring, cukup dengan satu gelas saja, sudah dapat memenuhi kebutuhan serat Anda.
Menurut Dr. Ririn Hariani, Sp.GK dari RS Kanker Dharmais, serat instan yang banyak dijual di pasaran hanya bersifat membantu kecukupan asupan serat yang dibutuhkan tubuh. Serat instan tersebut bisa dalam bentuk serbuk maupun jelly. "Tetap yang wajib adalah dari sayuran dan buah-buahan asli. Sedangkan yang instan hanya membantu saja," ujarnya.
Serat pangan instan ini dalam keadaan dingin akan berubah menjadi jeli. Di samping itu, sifat fungsionalnya, mampu mengurangi kolesterol. Namun, Ririn menekannya sifatnya hanya membantu. Hal yang terpenting adalah mencakup kecukupan serat tubuh dengan makan 3 kali sayur dan dua kali buah yang besarnya sekitar 20-25 gram/orang/hari.
Dalam memilij serat instan, sebaiknya Anda juga harus bertindak cermat dalam mengonsumsi serat instan dengan memperhatikan komposisi yang terkandung di dalam kemasan. Pasalnya informasi mengenai kandungan serat dalam serat pangan instan yang kini banyak diperjualbelikan masih sangat terbatas. Begitu pula dalam daftar komposisi bahan makanan Indonesia, belum ada tercantum keterangan atau informasi mengenai kandungan kadar serat pangan. "Namun ini jangan menjadi hal utama, karena sifatnya hanya membantu," ujar Ririn sekali lagi mengingatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar